Saturday, April 25, 2015

Backpacker Digital Sangat Beruntung

Setiap saya melakukan perjalanan sekarang ini, saya selalu terkenang masa-masa jadi backpacker di usia remaja. Sangat berbeda jauh. Betapa beruntung anak muda sekarang. Saya menyebutnya backpacker digital. Ciri-cirinya apa? Biasanya mereka menyandang ransel aneka ragam merek dan harga terjngkau,  tablet atau gadget tercanggih di tangan sehingga dunia mereka genggam lewat media sosial yang bisa menghubungkan kita ke seluruh pelosok destinasi dunia. Backpacker digital adalah sebelum tubuhnya secara utuh mendarat, jiwanya sudah terlebih dahulu mendarat di destinasi tujuan lewat media sosial. Mereka seolah sedang traveling di destinasi tersebut. Puncaknya adalah ktika phisik mereka hadir di sana sambil berteriak, "Here I am!" Kemudian mreeka foto selfie dengan background populer landmark kota tersebut dan menyebarkannya ke seluruh dunia! Keren, ya!



Backpacker digital kemungkinan tersesat atau diakali orang di perjalanan tidak akan terjadi. Bahkan bergabung dengan komunitas Backpacker International seperti couch surfing, bisa tidur gratis di mana pun berada. Aslkan rumah kita juga terbuka untuk disinggahi.

Ketika saya remaja (1980 - 82), setiap saya traveling, tempat tidur gratis saya di teras masjid, kantor polisi, pos ronda, stasiun kereta, terminal bus atau camping ground. Jika beruntung, sahabat pena yang saya kabari beberapa bulan sebelumnya lewat pos, menawari kamarnya untuk ditumpangi. Sering juga beradu mulut dengan preman lokal hanya persoalan harga tiket bus antar kota yang mahal. Sekarang semuanya serba digital alias on line.

Di beberapa stasiun kereta, sering saya duduk merenung. Pada ke mana orang-orang? Saya melihat bebereapa bacpacker lebih asyik tenggelam dengan perangkat gadgetnya. Kita jadi serba asing satu sama lain. Pada ke mana orang-orang yang biasa jualan nasi bungkus atau kopi asongan? Sepi sekali stasiun kereta sekarang. Orang-orang yang hendak berangkat ke suatu tempat sekarang diatur oleh komputer. Di satu sisi, saya meyakini backpacker digital sangat beruntung. Ya, di satu sisi backpacker digital sangat beruntung. Di sisi lain, mereka kehilangan sentuhan kemanusian selama di perjalanan. Betulkah itu? buktikan saja. (GG)


No comments:

Post a Comment