Saya mengenal Asma Nadia
penulis Jilbab Traveler, satu paket dengan Forum Lingkar Pena pada tahun 2000, tempatnya di aula
mesjid Salman, Bandung . Saat itu sedang peluncuran kumpulan cerpen duet saya
dengan Helvy Tiana Rosa, judulnya "Nyanyian Perjalanan" (Asy-Syaamil). Saya berkenalan dengan Halfino Berry, boss Asy-Syaamil, serta penulis "Pinkan", Maimon Herawati. Di aula itu saya bergetar, karena mereka menyambut saya dengan antusias. Sejak 1995 saya stagnan menulis. Saat itulah saya bergabung dengan FLP, yang satu visi dengan saya, yaitu kaderisasi atau menyebarkan spirit gerakan membaca dan mneulis di kalangan anak muda. Apalagi saat itu saya dan istri - Tias Tatanka, sedang hangat-hangatnya membangun Rumah Dunia, komunitas literasi di Serang-Banten.
Kemudian Asma, Helvy, Halfino datang ke Rumah Dunia. Mereka menyumbang
dana operasional, dana pembebasan tanah Rumah Dunia seluas 3000 M2,
menjadi nara sumber tanpa dibayar, menyumbang buku, dan mereka sangat
antusias serta peduli dengan Rumah Dunia. Asma bekali-kali datang
sebagai orang creative ke Rumah Dunia. Bahkan ketika sekarang para
pembuat film sedang memburunya, setelah sukses dengan film lebar "Emak
Ingin Naik Haji"dan "Assallamualaikum, Beijing", serta sinetron "Catatan
Hati Seorang Istri", Asma tetap menganggap Rumah Dunia adalah
bagiannya.
Setelah tahun 2005, Asma semakin produktif menulis dan betul-betul jadi jilbab traveler. Enam puluh negara sudah dijelajahinya. Kami sering berkirim kabar lewat komentar di facebook, sedang berada di negara atau kota yang berbeda.
Semoga kedatangan Asma memberi semangat kepada Suni Ahwa, Aeny Asma (yang memakai nama samarannya dengan "Asma"), Muhamad Arip Baehaqi, Lanang Sejagat
dan relawan Rumah Dunia, yang beruntung makan siang bersama Asma.
Selagi muda, berkarya jauh lebih penting dari pada mengeluh. Sepreti
judul buku Asma: No Excuse! (GG)
Salam kenal Pak.
ReplyDeleteKalau saya ingin berkunjung ke Rumah Dunia, hal apa saja ya Pak yang perlu saya persiapkan.
Terima Kasih
namanya keren,,, Rumah Dunia
ReplyDelete