"Saya akan melamar dan menikahi satu di antara kalian. Bukan karena saya
merasa hebat. Tapi saya jatuh cinta pada penderitaan kalian. Sebagai
lelaki Indonesia, saya malu. Kalian banting tulang di sini, sementara
lelaki kalian berselingkuh di kampung. Kalian diperkosa, disiksa,
ditipu, dihina, bekerja sebagai TKI kaburan dengan perasan was-was
karena takut ditangkap polisi, sementara ejen kalian menikmati
hasilnya. Saya melihat dan ikut merasakan itu. Saya tidak bisa tinggal
diam. Dulu saya tidak pernah merasakan arti apa-apa tentang cinta.
Sekarang, dengan mencintai Halimah, saya merasa hidup ini ada artinya.
Please, saya minta doa restu dan dukungan, pilihan saya jatuh pada
Halimah. Saya tahu, Halimah tidak akan menerima saya, karena dia atau
kalian menganggap, bahwa TKI tidak pantas menikah dengan orang seperti
saya, yang punya garis keturunan terhormat, kaya raya, berpendidikan
tinggi. Itu tidak betul. Cinta tidak ada batasnya. Semua memiliki hak
untuk dicintai dan mencintai. Saya ingin membawa Halimah pulang ke
Indonesia.
Saya ingin mengajari Halimah membaca Indonesia bahkan dunia
dengan baik, menulis tentang kisah hidupnya yang hebat, menikmati hidup,
mengajak keluarganya menjadi utuh. Tapi, itu ternyata masih tidak
mungkin, masih tidak cukup untuk meyakinkan Halimah.
Andai waktu bisa
diputar, saya akan memilih jadi seperti kalian. Bekerja di Taiwan
bersama kalian, mencintai dan dicintai Halimah seutuhnya. Barangkali
dengan menjadi setara seperti kalian, cinta saya kepada Halimah bisa
masuk akal. Dan kita bisa melawan mereka yang terus memeras kita. Kita
bisa memperbaikinya sama-sama di sini.
Nngg.., maaf.. saya terbawa
perasaan.. Oh, mohon maklum, ya.. Saya lega. Saya merasa siang ini
sudah menjadi manusia... Terima kasih sudah mau mendengarkan dan
terimakasih juga atas perhatiannya. Semoga tidak ada lagi TKI yang
diperkosa atau disiksa. Saya mohon maaf, sudah mengganggu waktu liburan
teman-teman. Malam ini saya kembali ke Indonesia. Maafkan, kalau saya
jadi sentimentil..." (Cuplikan dari novel "Taiwan Affair)
No comments:
Post a Comment