Keunikan kota-kota romantis itu memberi inspirasi kepada saya untuk menuliskannya di dalam tulisan perjalanan. Saya merekomendasikan ke-10 kota di Indonesia itu, selain wajib dikunjungi untuk honeymoon ala backpacker juga jadi bahan latihan menulis para travel writer pemula. Ke-10 kota itu:
- Bukit Tinggi, Sumatra Barat. Sekitar 100 km arah utara Padang. Berada di antara gunung Singgalang dan Marapi, kota ini terletak di sebuah bukit. Cuacanya sejuk. Ini kota turis. Landmarknya jam Kuto Gadang. Banyak peninggalan sejarah ini; rumah tokoh Agus Salim dan Bung Hatta. Goa jepang, dan ngarai Sianok. Alamnya juga indah. Jika ingin menulis catatan perjalanan, kamu bisa mengambil angle wisata literasi ke rumah Agus Salim dan Bung Hatta. Kamu bisa mengupas kedua tokohnegeri ini, dimana mereka tumbuh lewat bacaan. Di sekitar jam kuto Gadang banyak hotel berbintang atu melati. Untuk para backpacker, sekitar 200 meter ada daerah Pecinan. Banyak hotel seharga Rp. 100 ribu.
- Padang, ibu kota Sumatra Barat. Kota yang menghadap laut dan rawan tsunami serta gempa tektonik. Landmarknya adalah rumah adat Minangkabau. Banyak mitos di sini; Maling Kundang dan gunung Padang. Angle mitos seperti Malin Kundang atau gunung Padang bisa kita coba untuk dituliskan jadi travel writing.
- Bengkulu, ibu kota Bengkulu. Menghadap ke pantai Panjang. Saya pernah menyusurinya, memang pantainya panjang, mungkin sekitar 7 – 8 km. Wisata kotanya asik. Ada rumah cinta tempat pembuangan Bung Karno. Ada masjid yang arsitekturnya dibuat Bung Karno. Ada kampung Pecinan. Landmarknya Benteng Malborough. Cobalah menulis “Kota Romeo and Juliet”, karena Fatmawati berasal dari Bengkulu. Bung Karno jatuh cinta saat diasingkan di Bengkulu.
- Jambi, kota menghadap sungai Batanghari. Kota tua di kawasan pasar dekat masjid tiang seribu. Jika malam, sungai Batanghari romantic disusuri dengan perahu. Kita bisa wisata kuliner di sungai Batanghari, kawasan Ancol, namanya. Landmarknya Angso Duo. Ketika saya berkunjung ke sini, saya tidak ingin menulis masjid tiang seribu, tapi justru ingin menulis tentang burung gereja yang setiap sore menyemut di kabel-kabel tiang listrik!
- Palembang, kota yang dibangun di sepanjang sungai Musi. Landmarknya jembatan Ampera. Kawasan sungai Musi sangat atraktif. Benteng Kuto Besak yang jadi terasnya menambah pesona sungai Musi. Sungai ini tidak selebar dan sesibuk sungai Nil di Cairo, Mesir atau Chao Phraya di Thailand. Tapi, untuk ukuran Indonesia, inilah sungai tersibuk dan terindah. Sangat romantic untuk berbulan madu. Kita bisa berwisata sungai, mampir ke Pulau Kamoro, ada kelenteng di sana. Kuliner mpek-mpeknya sangat popular. Saya sempat bingung mau menuliskan apa. Lalu muncul ide, menulis dengan judul “Menikmati Mpek-mpek di Sungai Musi”.
- Makasar dengan Losari beach sungguh menarik hati. Benteng Ujung Pandang semakin menjadi magnet. Wisata kuliner coto Makasar di malam hari menambah wawasan kita tentang kultur Makassar yang doyan makan. Saya sempat menulis tentang “Losari Beach”, sejarahnya.
- Bandung yang menghadap gunung Tangkuban Perahu. Landmarknya Gedung Sate. Budaya belanja dan imej creative city membuat traveling kita bergairah. Kita akan disodori kawasan tua Braga, mini Eropa, sejarah Konfrensi Asia Afrika, dan kuliner ala Sunda yang memanjakan lidah; batagor, nasi timbel, dan sele pisang. Di Badung sangat melimpah-ruah ide travel writing. Cobalah menulis tentang Braga, Angklung Saung Mang Ujo, mitos Tangkuban Perahu, dan masih banyak lagi.
- Yogya dengan magnit Malioboro. Kampung wisata ada di sini. Kuliner nasi hik alias nasi kucing ala angkringan dan nasi gudek lesehan tidak akan bisa dilupakan. Untuk melatih diri jadi travel writer, datanglah ke Yogya. Penginapan murah di Sosrowijayan bisa kita jadikan tempat berlatih menulis, mewawancarai traveler mancanegara, mencoba menghirup aroma para traveler mancanegara. Kawasan seperti ini akan kita temui di hampir semua Negara. Malioboro dengan Sosrowijayan sudah sangat kesohor. Kalau nanti kamu sedang traveling dan berada di luar negeri, lalu ditanya, “Pernahkah ke Sosrowijayan” dan ternyata belum, wah, malu kamu! Landmark Yogya identik dengan Keraton! Untuk tulisan koran Kompas pernah menulis tentang sejarah angkringan.
- Samarinda menantang kita, karena untk mencapai kota ini harus lewat darat dari Balikpapan. Sungai Mahakam menggoda hati. Kota-kota yang dibangun di pinggir sungai memang luar biasa. Saran saya, tuliskan tentang sungai Samarinda yang suka banjir.
- Bogor yang identik dengan kota hujan juga harus kita kunjungi. Kebun Raya atau taman botani mengundang rasa ingin tahun. Kota ini “kota kembar” dengan Bengkulu. Terutama istananya. Bogor juga terkenal dengan manisannya. Nah, coba tuliskan bisnis manisan Bogor!
Wah....ulasan tentang Bukit Tinggi dan Padangnya semakin memacu hasrat untuk segera kesana nih.Karena memang ini udah jadi mimpi jalan-jalan saya sejak lama.
ReplyDeleteInformasinya bermanfaat, siapa tahu kelak saya akan singgah di salah satu kota tersebut kala berbulan madu... :)
ReplyDelete