Tuesday, April 28, 2015

Singapore yang Kreatif

Saya tidak bermaksud mengagung-agungkan Singapore. Tapi, saya betul-betul sedang berkaca ke Singapore. Saya datang melancong ke Singapore. Sejak di bandara, saya dilayani dengan baik oleh para petugas di bandara; mereka tersenyum ramah. Saya disuguhi air putih, saya dipersilahkan main internet gratis. Di imigrasi saya gembira karena diberi permen. Di MRT saya dipersilahkan duduk, karena saya orang cacat. Mata saya dihibur oleh banyak keindahan seni di dinding terminal bandara Changi. Hati saya nyaman sekali menikmati kebersihan yang memikat. Saya dibimbing, agar bisa sampai ke tempat yang dituju dengan rambu-rambu. Apakah kenikmatan yang saya dapatkan di negeri Singapore, saya biarkan menguap sia-sia? Tidak. Tapi saya tuliskan di facebook, twitter, lalu saya terbitkan jadi sebuah buku.


Kenapa saya tuliskan? Itu agar kita mau belajar ke Singapore saja yang dekat. Di kampung saya, Banten, sering saya membaca di koran lokal, banyak anggota dewan yang kunjungan kerja nyata ke Singapore. Anenhnya, sepulang dari Singapore, tidak membawa perubahan apa pun pada kampungnya.

Sebagai orang kreatif, saya betah di Singapore. Saya bisa melihat pameran seni di mana-mana. Tidak perlu melewati tahapan-tahapan birokrasi. Cukup menyusuri stasiun kereta MRT, karya seni ada di tangga, di dindingnya. Duduk di taman Esplanande, terbentang Merlion dan Marina Bay Sands begitu memikat hati.Ini kota kreatif. Cita rasa seni yang sangat tinggi. Saya bahagia sekali setiap datang ke Singapore. Kota ini ibarat sebuah ruang pameran.

Tidak percaya?
Datang saja ke Singapore.
(GG)
***


No comments:

Post a Comment