Tuesday, November 24, 2015

DELAPAN SAJAK CINTA GOL A GONG



1.
TAIPEI

Kau jadikan jalanan tempat bermain, masa kanakmu yang hilang. Tak ada pigura ayah di langit itu. Kau kehilangan arah matahari. Kutunjukkan fajar adalah masa depan, senja untuk mengenang kenangan. Kau menunggu purnama di kemilau iklan Mandarin.

Semua sudah dihidangkan di meja marmer itu. Kue bulan pelangi. Kau memintaku memakan senyummu. Aku bungkus dengan tawaku. Kita gagal memanah cakrawala. Terlalu jauh jaraknya. Sudahlah, kita rayakan saja hidup ini bersama barongsay.

*) Taipei September 2015




2.
KEELUNG

Cahaya matahari terhalang gedung itu, ketika kulihat senyummu memudar. Kau tak pernah memercayai cinta, sebab telaga itu telah kering. Kita berdiri di puncaknya, kau menunjuk ke cakrawala. "Tak ada pelangi di dermaga itu!" Kita sudah menyantapnya saat makan siang.

Gerimis itu membasahi rambutmu. Angin topan mengeringkannya. Kau bersembunyi di dalam mimpi huruf Mandarin, aku tenggelam ke dalam laut Formosa. Kita tak pernah bertemu lagi di persimpangan jalan itu.

*) Taipei, September 2015


3.
SHILIN

Kita menyeberangi pelangi saat itu. Kugandeng tanganmu, kau terhempas ke dalam jelaga. "Oh, kehidupan ternyata bisa kau tawar?” tanyamu terbawa arus hingga ke klenteng. "Aku pilih warna hijau, karena itu bumi," kau tegaskan hidupmu sendiri. Kita bermandikan lampu pasar malam. Aku mengetuk palu.

Kita sama-sama membuat batas itu, ketika bergandengan tangan. Kau titi satu-satu nafasmu hingga kutuliskan sajak ini untukmu. "Oh, cinta itu serasa bisa ular," kau hapus sajakku hingga ke batas kota. "Kita tidak pernah melewati jalan itu," kau membuat jejak baru. Aku membawamu ke dalam mimpi.

*) Taipei, September 2015


4.
RAINBOW BRIDGE

sore itu aku berlari mengejarmu
cintaku yang hilang
beribu tahun lampau
hingga di tikungan klenteng itu

kau masih saja tersenyum
kepada siapa pun yang bergegas

Rainbow Bridge mengapung di sungai
kita belarian di pedestriannya
menghitung warna lampu
cinta kita yang tak sampai

aku masih sendiri di sini
menantimu di dinginnya Desember

*) Taipei, September 2015


5.
CINTA
Ketika cinta itu datang, hanya dua hal yang akan kamu dapatkan; bahagia dan derita. Ketika tahu kamu akan menderita karena cinta, maka kamu akan berusaha menolaknya, tapi itu akan sia-sia karena kamu akan terseret oleh cinta. Jadi, ketika cinta itu datang, nikmatilah, berbahagialah dengan cinta.

*) Taipe, September 2015


6.
AKU MENCINTAI GUNUNG KARANG
Aku mencintai gunung karang. Setiap hari kupandangi dan ingin kutanami pohon-pohon. Agar hijau kembali. Aku mencintai gunung karang. Walau pun gersang, kau penjaga bumi. Deritamu ketika tersengat matahari, dengan kesabaran kau tunggu hujan turun. Aku mencintai gunung karang, berharap purnama menjadi kekasihmu. Aku mencintai gunung karang, sebab kutahu aku adalah bumi.

*) Taipe, September 2015





7.
BINTANG-BINTANG
Kau berlari mengejar mimpi. Rambutmu yang panjang tergerai ditiup angin utara. Kau memandang ke lautan. Kau tahu cintamu menunggu di Formosa. Kau gantungkan cita-citamu setinggi langit, karena kalau pun jatuh, kau akan jatuh di antara bintang-bintang.

*) Taipe, September 2015


8.
RINDU
Duduk bermandikan matahari bersamamu, menerjemahkan diam yang tak pernah kumiliki. Jika pun pernah ada, kau menyembunyikannya dari gelisah burung di pagi hari. Aku tahu setiap gerak gemulai pohon, pertanda kau hadir membawakan rindu. Itu tidak pernah usang, selembar senyummu terbang dibawa daun, melayang jatuh ke pelukanku. Luka bernanah, kau biarkan itu tertutup oleh cintamu. Setetes hingga kupeluk keabadianmu, berpendar menyatu dalam cahaya. Aku titip rindu ini.

*)Taipei – Serang September 2015

No comments:

Post a Comment