Saturday, November 21, 2015

Puisi Untuk Ibu

“Kuhitung embun di dedaunan pagi tadi, menjalankan keheningan mata air karena panenmu berada di mana-mana. Kutahu tak seorangpun mampu menanam pohon sebaik yang pernah kau lakukan. Membenamkan biji-biji itu sesunyi malam penuh cinta. Melafalkankan keagungan-Nya hingga tunas muncul menjangkau matahari. Menyiraminya dengan air mata purnama, yang tersimpan di hatimu. Ibarat sungai, doamu mengalir membentuk jalan setapak ke telaga. Menghitung satu-satu semak belukar yang melukai batang pohon cintamu. Semuanya telah kau persembahkan pada bumi. Aku memelukmu, tapi tak pernah mampu mengembalikanmu ke masa kanak-kanakku, yang selalu kau rindukan. Telah kuhitung segala yang kau berikan kepadaku. Tapi tak pernah bisa kujumlahkan, bahkan hanya untuk sebanyak air hujan yang jatuh di bulan Desember.”  (Gol A Gong)

No comments:

Post a Comment