Friday, April 24, 2015

Harus Jujur Menjalani Paket Liburan Murah ke Singapore



Pertama kali saya membawa Tias Tatanta - istri saya, liburan murah ke Singapore pada 12 Maret 2012. Saya dan istri membuat paket wisata murah ke Singapore sendiri. Mengatur destinasinya dengan cara sendiri; kami jalan kaki menyusuri trotoar yang bersih dari sampah dan pedagang kaki lima, keluar-masuk kereta MRT di bawah tanah, naik-turun bus kota. Itu betul-betul traveling murah. Saya rasa para suami bisa bekerjasama dengan istri menyusun jadwal liburan murah ke Singapore. Tidak perlu malu. Kita harus jujur dengan isi dompet sendiri.Dan kita tidak perlu malu mengakui, bahwa kita berasal dari kampung, yang tidak mengenal simbol-simbol medernisasi seperti kereta bawah tanah. Saya ingat ketika landing di Changi International Airport, Singapore sekitar pukul 14:00, kaget karena tak ada porter. Wah, repot. Barang bawaan banyak sekali. Dua ransel, 2 dus berisi buku-buku untuk dijual di perjalanan - lumayan untuk menambah biaya perjalanan, harus kami angkut. Tapi, inilah resiko jalan-jalan murah ala backpacker.


Sebelum paket tour murah ke Singapore ini berjalan, saya mengajari Tias Tatanka agar tidak shock culture. Kita tahu, Singapore adalah negeri denda alias fine country. Segala peraturan ini-itu yang kalau dilanggar kena denda, harus dituruti. Buang sampah sembarangan, makan-minum di dalam kereta MRT semua kena denda sekitar Singapore$ 500. 

Saya juga meminta Tias agar tidak perlu jaim alias jaga imej. Segala hal yang tidak ada di kampung Ciloang, Serang - Banten harus dicoba di Singapore. Misalnya di Changi Airport ada keran untuk minum. Saya memberi contoh meminum air putih di kran itu. Tapi Tias masih malu-malu. Saya katakan, "Rasakan sensasinya! Nikmati piknik murah meriah ini dengan gembira!"

Kejujuran sangat dibutuhkan saat kita jalan-jalan murah ke luar negeri. Dengan jujur kita gembira. Perjalanan pun akan menyenangkan. Ini juga sangat dibutuhkan ketika kita bingung mencari angle tulisan catatan perjalanan. sekali lagi, harus jujur. Itu detail perjalanan kita. 

Kemudian saat itu, untung kami dijemput Amalia dan Febi Fabiola. Barang-barang kami gotong bareng-bareng ke mobil Amalia. Mereka mengantar kami ke Bedouk Reservoir. Kami dititipkan di apartement Rachman Wirajaya. (*)

No comments:

Post a Comment